Pengalaman ikut lomba masak

Halo, halo... Sobat Catatan Yustrini! Kali ini aku mau nulis tentang pengalamanku ikut lomba masak secara virtual atau online. Sebenarnya sih, aku nggak pintar masak tapiiii, karena ada event seru yang diadain oleh Kecap Sedaap jadi aku ikutan. Nama kompetisinya adalah Kecap Sedaap Cooking Battle Menantu Mertua".

Lomba Masak Virtual Menantu Mertua

Kompetisi memasak yang diadakan oleh Kecap Sedaap bekerja sama dengan Endeus.tv ini mengangkat tema "Menantu Mertua". Tujuannya mematahkan stigma yang beredar di masyarakat kalo hubungan menantu sama mertua itu nggak bisa harmonis (emang banyak sih, ya?). 

Anggapan seperti ini bukan hanya sekedar isu. Memang hubungan antara menantu sama mertua itu kadang nggak bisa disamain seperti hubungan anak dan orang tua. Beda karena mertua itu kayak ortu sambung ketemu gede. Kadang pengertian di antara keduanya suka naik-turun kayak roller coaster terutama kalo menantu wanita dan ibu mertuanya. 

Nah, ajang lomba memasak ini mencoba membuktikan jika hubungan menantu mertua bisa kompak dalam hal memasak. Penilaian dilihat dari seberapa kompak menantu dan mertua dalam memasak, kesesuaian resep dan estetika penyajian. 

Nggak Nyangka Masuk 50 Besar

Pertama semua peserta harus meng-upload foto masakan dan menulis resep di caption dengan hastag tertentu sebagai syarat mengikuti kompetisi. Bila menurut informasi kemarin kata juri ada sekitar 160 peserta yang masuk untuk kota Jogja. 

Dari seluruh foto yang masuk itu dipilih 50 besar. Aku awalnya cuma iseng karena nggak satu rumah sama mertua, aku memasak ala-ala sendiri. Ada 2 resep yang aku ikutin, satu Bihun Goreng Sayur dan Oseng Tempe (sederhana banget dan nggak ada kreatif-kreatifnya 😅). 

Makanan

Alasan aku memilih dua resep tersebut adalah bahannya simple dan cara memasaknya gampang, no ribet-ribet. Dan ternyata Bihun Goreng Sayur milikku lolos ke tahap eliminasi pertama yaitu 50 besar. Jujur, awalnya aku tuh, speecless banget karena nggak pengen lolos sebenarnya. Yang 50 besar ini diwajibkan untuk mengikuti lomba secara live melalui zoom dan masak bareng mertua, wkwkwkw. 

Kesibukan Di Balik Layar

Kabar ini bikin aku deg-degan setengah mati (lebay ahh!) tapi suamiku malah support banget, dia semangatin aku. Katanya dia pengen ikutan lomba-lomba seperti ini, tapi nggak dapat kesempatan karena yang ikut harus menantu perempuan (bisikin ke Kecap Sedaap, ayo bikin challenge buat menantu laki-laki juga. Pasti seru nih 😀). 

Mamah mertuaku juga langsung oke, begitu aku chat beliau ngajakin masak bareng buat lomba. Hari Rabu kompetisi tapi sejak Senin udah deg-degan dan mulai ngintipin peserta sebelumnya dari Bandung. Selama ini aku memang nggak pernah masak di depan orang apalagi di depan kamera sambil diamati oleh juri. Tapi aku anggap ini adalah pengalaman pertamaku untuk bisa mulai menampakkan diri. 

Memang aku tuh, aslinya pemalu banget, pendiam dan senang bersembunyi di balik layar. Tapii aku harus berani nggak mau kan selamanya seperti itu terus? Seorang blogger juga harus bisa mempresentasikan materi tulisan di depan banyak orang. Jadi teringat sama percakapanku sama Mba Mei beberapa waktu yang lalu tentang public speaking. Dan ternyata aku membutuhkan hal ini lebih cepat dari perkiraanku. 

Hari Itupun Tiba

Aku sendiri mendapat jadwal kompetisi tahap 1 di hari pertama, Rabu, sesi 2 di jam 15.30 WIB. Persiapan kumulai dari dapur, mengeluarkan kompor ke depan dapur biar lebih leluasa. Maklum, dapurku hanya cukup buat 1 orang aja. 

Lomba masak menantu mertua

Sebenarnya dari dulu, aku tuh nggak pernah masak bareng baik sama mama sendiri maupun sama mamah mertua. Rasanya jadi seperti aneh kalo masak bareng-bareng, ha, ha. Kebayang nggak sih, masak bareng mertua malah jadi bikin masakan dengan hasil akhir yang berbeda, wkwkwk. 

Mamah mertua sudah datang dua jam dari waktu yang ditetapkan untuk masuk ke aplikasi zoom. Bikin mamah nggak sabar pengen segera memasak, wkwkkw. Jadi semua bahan sudah dipersiapkan. Bawang, sawi dan ayam sudah dipotong-potong. Sebenarnya kami punya waktu lebih dari cukup selama 40 menit, tapi aku lihat di sesi 1, saat 15 menit pertama mulai memasak, sudah banyak yang selesai. 

Karena sama sekali nggak ada persiapan catatan untuk mempresentasikan masakan, aku lupa semua apa yang harus kukatakan di depan juri bahkan sampai lupa semua bahannya apa aja, ha, ha. OMG!!! Kacau parah sih! Dan ternyata itu beneran live di YouTube yang nggak diedit-edit juga. Duh! 

Hasilnya bisa ditebak aku sama sekali nggak lolos ke 15 besar. Tapi nggak papa, aku dah lega sampai ke tahap ini. Yang pasti aku sudah mencoba yang terbaik dan nggak memilih untuk mundur. Kalau pun ada yang mundur pasti karena ada suatu alasan yang kuat di baliknya. 

Jadiii, apakah aku mau ikut lomba memasak lagi? 

Kita lihat saja, nanti!!!

4 Komentar

  1. Ceritanya oke banget.... semoga juara ya mbak yus...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah nggak lolos ke babak selanjutnya mas, he, he

      Hapus
  2. Yg ptg dapet pengalamannya ya mba ;). Dan jd bisa masak bareng mama mertua ;D. Seruuu nih acaranya. Aku ga kebayang sih kalo ikutan live. Masak yg biasa aja suka heboh sendiri, apalagi live wkwkwkwkwkw.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul yang penting pengalamannya. Seru sih. masak sendiri udah heboh apalagi live, hehe..

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.