Review Novel Ayugesa

Halooo, apa kabarnya? Kali ini aku mau mengulas novel Ayugesa, karya Farida Pane. Aku mendapatkannya sebagai hadiah giveaway yang diadakan di Instagram sang penulisnya. 

Seharusnya aku sudah membuat review Ayugesa sejak kemarin bulan September namun bertabrakan dengan Kelas Growthing Berbonus DA 30++ jadi baru sempat nulis sekarang. Duh, maafin ya Mbak Gesa atau Ayu? He,he. 

Novel Ayugesa ini ditulis dalam dua seri, Gesa dan Ayu. Seri Gesa menceritakan masa remaja, sementara Seri Ayu mengisahkan masa pernikahan. 

Sayang, aku cuma mendapat salah satu serinya, yaitu Gesa. Padahal kemarin aku pengen baca yang Seri Ayu, kayaknya lebih pas aja karena aku sudah menikah dan udah bukan remaja lagi.

Baiklah tak usah berlama-lama yuk, kita review novel bersampul warna cantik ini.

Review Ayugesa Seri Gesa

Ayugesa, Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya 

Blurb: 

Nama adalah doa. Terkadang, ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya. Seperti yang dialami Ayugesa. Ada dua fase besar dalam kehidupannya, menjadi Ayu dan menjadi Gesa. 

Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya, justru hari-harinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya. Sejauh mana kecantikan Gesa membawa nasibnya? 

Judul buku: Ayugesa

Penulis: Farida Pane

Penerbit: KMO Indonesia

Cetakan pertama, Juli 2020

260 halaman; 14 × 20 cm

ISBN: 978-623-7737-45-2

Terlahir cantik seperti Ayugesa memang nggak selamanya menyenangkan. Dikagumi sekaligus dibenci karena kecantikan yang dimiliki. 

Kalau kamu cewek, apakah sering ditaksir banyak cowok? Atau kalo kamu cowok, pernahkah mengagumi kecantikan seorang wanita sampai tergila-gila? 

Hmm, pasti kita semua pernah merasakan hal ini ya?

Demikian juga dengan Gesa. Penulis menggambarkan wajah Gesa mirip dengan orang Timur Tengah, walau sebenarnya ia berdarah Batak, Jawa dan Cina. 

Kecantikan ditambah dengan ketrampilan menari, pandai baca puisi serta bersosialisasi membuat aura sang primadona makin bersinar. 

Pantaslah jika ia dipanggil dengan nama "Ayu" tapi ia lebih suka dipanggil "Gesa". Makna Gesa adalah kekuatan ombak kesannya lebih tangguh. 

Gesa juga anak yang berani, mandiri dan peduli dengan sesama. Sebagai seorang anak sulung memang biasanya begitu, namun Gesa tetaplah wanita yang ingin dimanja. Kecantikannya mengundang lawan jenis ingin mengenalnya lebih dekat. 

Perjalanan awal kisah Gesa dimulai dengan cerita tentang kedekatannya dengan banyak cowok. Ada banyak nama yang muncul dalam kehidupan cintanya. Sampai di akhir, makin mengerucut di hubungan cinta segitiga saat di bangku perguruan tinggi. 

Hingga di suatu titik Gesa merasakan kegalauan khas anak muda ketika merasakan sakitnya dikhianati. Di pertengahan cerita, Gesa dihadapkan antara dua pria dan juga menemukan fakta baru dari hubungan percintaan. 

Kepada siapa hati Gesa akan terpaut? Bagaimana akhir cerita dari Sang Primadona? 

Kesan Pribadi: 

Secara keseluruhan, novel ini cukup menarik ceritanya. Jadi mengingatkan seputar masa remaja dulu. 

Selama membaca, aku selalu bertanya-tanya apa ini memang kisah asli dari si penulis? Atau kepiawaian penulis dalam bercerita? 

Kalimat yang berkesan: "Bunga tetaplah bunga, walau telah dibalut penutup sedemikian rupa. Keindahannya tetap saja terlihar dari lembaran-lembaran halus mahkotanya. Apa lagi jika harumnya memang semerbak"-halaman 72.

Gesa memang cantik dan pintar bergaul, jadi bukan salahnya jika banyak cowok yang ingin menjadi teman dekatnya. Eh, tapi menurutku sifat cewek yang baik, anggun dan nggak sombong juga menjadikan seorang wanita itu menarik.  Jadi nggak hanya secara fisik aja, betul kan? 

Setting waktunya sepertinya diambil sebelum ada smartphone karena komunikasi yang digunakan adalah telepon bahkan surat. 

Simak kalimat berikut: "... Di sisi lain, Gesa masih rajin berkomunikasi dengan Fuad melalui surat." Halaman 33. 

Mungkin setting waktu novel Ayugesa diambil ke masa remaja dari sang penulis (apakah tebakanku tepat? Cerita memang diangkat dari kisah nyata penulis?) 

Cara penulis menuturkan cerita juga tidak bertele-tele dan cenderung minim dialog. Ada juga bagian-bagian yang bikin aku terbahak sejenak. Seperti waktu Gesa diajak Fuad untuk pergi ke kondangan, tapi karena Gesa ketiduran akhirnya Fuad malah berangkat bersama ibunya Gesa. Ha, ha pasangan macam apa ini? Sepasang calon mertua dengan calon menantu kaliii ya? 





16 Komentar

  1. mbak kok kayaknya menarik ya buku ini, ringan gitu ceritanya
    khas anak remaja . penasaran apalagi ada 2 seri begini

    BalasHapus
  2. Ya ampun itu Fuad jadi berangkat kondangannya malah sama Ibu Gesha. Lucu juga ya, Mba. Ini settingnya kaya aku masih kecil. Pakainya surat menyurat padahal masih satu kampung. Memang saat itu di kampungku telepon saja masih barang langka.

    BalasHapus
  3. Sepertinya menarik. Lama gak baca novel fiksi. Jadi ikutan penasaran sama sosok Ayugesa ini.

    BalasHapus
  4. Cerita sehari hari ya, rasanya banyak orang pernah mengalami cerita cerita seperti diatas, sederhana alurnya namun nyata terjadi, mantap juga fuad mau pergi kondangan bersama ibu gesa ya...padahal bisa aja gesa dibangungkan dulu... tapi itulah ceritanya biar ada humornya juga :)

    BalasHapus
  5. Buat penasaran aja tuh bukunya ini kisah nyata atau fiksi si penulis?

    BalasHapus
  6. Baca ini alurnya mengalir begitu saya, jadi pembaca nggak sadar sudah melahap berlembar lembar halaman dari ceritanya.. penulis cerita yang baik karena tidak membuat kita tanpa sadar menikmati ceritanya begitu saja

    BalasHapus
  7. WKwkwk kalau saya membacanya juga kayaknya akan tertewa terbahak-bahak di bagian Fuad pergi dngan ibu Gesa. Btw, jadi pengen tanya Mbak Farida juga apakah kisah nyatanya ada di dalam novel Ayugesa? Kalau iya, di bagian mana? Mbak Farida jawab ya ..... :D

    BalasHapus
  8. Wah ini novelnya mba Farida Pane ya, lama tak terdengar blognya beliau. Novel Ayugesa ini bagus buat dibaca saya suka dengan alur ceritanya yang diselipkan unsur humor

    BalasHapus
  9. Nice review kak. Jadi bikin orang penasaran pingin baca juga novelnya

    BalasHapus
  10. waaaa bukunya mbak Farida, keren ya mbak.. dududu, bisa aja bikin alur ceritanya, ya kali mau ngajak kondangan Gesa malah kondangan sm ibunya Gesa karena Gesa ketiduran.. wkwkwk.. nggak bisa bayangin kl aku di posisi fuad, ahaha

    BalasHapus
  11. Kalau menurut daku mungkin si penulisnya hehe, ngarang dah daku. Pernah nyimak sejenak si di instagram mbak Farida soal novel ini

    BalasHapus
  12. Menarik banget ceritanya mbak, bagaimana bisa Fuad pergi sama ibunya Gesa.
    Duhhh jadi penasaran sama semua ceritanya, pasti seru dan gak bisa berhenti ketawa xixixi

    BalasHapus
  13. Saya juga penasaran dengan buku ini sejak Mbak Farida Pane menuliskannya di blog, perjalanan penulisan bukunya. Tapi belum kesampaian nih bacanya.
    Jadi, Gesa ini tetap nikah dengan Fuad gak ya nantinya? Kan udah kondangan bareng calon mertua, eh. :D

    BalasHapus
  14. Sering begitu ya, kisah novel bisa jadi dari kisah nyata penulis. Kadang bisa buat penasaran juga.

    BalasHapus
  15. Penasaran nih dengan cerita lengkapnya. Kalau menurutku kecantikan itu anugerah sekaligus ujian ya mba

    BalasHapus
  16. Happy ending kah? Aku suka baca novel yang happy ending dan romantis. Sepanjang apapun kulahap. Buatku bisa jadi mood boster.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.