Harapan


Mumpung masih awal bulan Mei nih, saya mau mengobarkan harapan dan semangat untuk menulis di blog lagi. Sebenarnya sudah sejak bulan lalu pengen one day one post, namun rasanya kok berat! Seiring dengan job-job yang mulai mengalir, belajar jadi buzzer dan influencer juga kesibukan mengurus rumah seakan nggak ada selesainya.

Puji Tuhan justru di masa pandemi Corona, aku masih bisa punya kerjaan. Padahal awal Maret lalu, udah merasa hopeless banget kalo nantinya nggak akan ada job-job lagi.

Bersyukur juga kalau ternyata kantor suami yang tadinya hidup enggan mati tak mau malah masih jalan terus. Malah dikasih lemburan lagi. Terima kasih Tuhan, sungguh engkau memelihara kami. Aku pun yakin jika teman-teman yang sedang membaca ini juga akan menerima berkat yang sama, amin.

Tanggal Merah Tanpa Liburan

Harapan di tengah kesesakan


Mengawali bulan Mei sempat terkejut melihat kalender.

Kenapa eh, kenapa?

Karena, eh, karena, bulan Mei ini banyak TANGGAL MERAH-nya. Masa pandemi ini rasanya nggak ngaruh ya sama tanggalan merah, kayaknya semua hari sama. Anak sekolah libur, banyak yang WFH dan stay di rumah terus bikin nggak ingat hari. Adanya situasi yang tampak mencekam, jika keluar rumah harus pakai masker, toko-toko tutup dan jalan-jalan sepi.

Bulan ini ada 5 perayaan, pertama Hari Buruh di tanggal 1 Mei, kedua ada Hari Waisak yang jatuh tanggal 7, Kenaikan Isa Almasih tanggal 21 dan 2 Hari Raya Idul Fitri yang jatuh tanggal 24 dan 25 Mei.
Jika di awal tahun, bulan Mei adalah bulan yang dinantikan untuk bisa pulang kampung dan banyak berlibur. Sekarang malah kebalikannya. Kita dituntut untuk tetap di rumah karena jika nekat pergi aja, siap-siap disemprit polisi dan disuruh putar balik, wkwkwk. Lagian tempat wisatanya juga tutup!!!

Kalo ngomongin soal hari raya Lebaran, masih ada niat nggak sih buat berburu baju Lebaran? Boleh banget lho, kalo mau komen soal ini di kolom komentar.

Harapan di Tengah Kesesakan


Lentera


Tidak mudah memang untuk menghadapi masalah global seperti yang terjadi saat ini. Istilahnya nggak ada kepastian kapan pandemi ini bisa diatasi. Kapan akan menjadi normal lagi?

Tetapi tetap berharap dan berpikir positif karena situasi ini hanya sementara. Terus semangat berkarya dari rumah. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Berdoa dan berharap serta mengandalkan Tuhan, hanya itu yang bisa kita lakukan.

Stop meratapi nasib. Bersyukur ternyata masih ada orang-orang baik di luar sana sibuk membagi-bagikan berkat. Mereka tergerak untuk membantu saudara-saudara yang kena dampak Covid-19. Terbukti pas Konser Amal dari Rumah Didi Kempot Kompas TV (11/4) dalam waktu 3 jam bisa mengumpulkan donasi sebesar 5 M lebih (Sumber: https://www.kompas.tv/amp/article/76152/videos/total-donasi-sementara-konser-amal-didi-kempot-mencapai-rp7-3-miliar).

Saatnya Bangkit dan Berusaha Lagi

Harapan di tengah kesesakan


Buat orang rumahan kayak aku, gerakan di rumah aja nggak begitu bikin stress. Apalagi jika di rumah banyak kerjaan nulis, bikin konten dan belajar tentang aplikasi baru. Rumah adalah tempat nyaman buatku.

Di masa pandemi ini, kegiatanku untuk ngejob offline berhenti total, aktivitas keagamaan juga dialihkan ke online. Lama nggak ketemu teman-teman cukup bikin aku kangen.

Awal ada pandemi di Indonesia, aku cukup khawatir seperti kebanyakan orang. Apalagi jika semua grup WA, media sosial, berita di TV isinya tentang Corona. Berita hoax juga bertebaran dan makin bikin was-was.

Seketika aku yang tadinya baru sembuh dari batuk, kembali merasakan gejala batuk disertai dengan sesak napas dan pilek. Padahal sebelum ada berita ini, aku cuma batuk kering dan sudah sembuh.

Pikiran memang sangat berpengaruh bagi kesehatan. Aku mulai tutup semua berita negatif dan sebarkan perkataan positif di semua media sosialku. Setiap kali aku juga perkatakan ayat firman Tuhan tentang perlindungan, kesembuhan dan kekhawatiran. Ajaibnya, dalam waktu hanya 1 hari setelah kulakukan semua itu, semua gejala flu langsung hilang.

Di awal tahun gereja di mana aku beribadah memberikan rhema Yesaya 60. Di mana Tuhan menyuruh kita semua untuk bangkit dan menjadi terang. Sebab kekelaman menutupi bumi dan kegelapan menutupi bumi.

Masa ini bukan waktunya untuk melemah tapi harus bangkit dan berusaha lagi. Banyak ide-ide menulis yang berputar-putar di kepalaku minta segera dieksekusi. Biar pun aku belum pandai menulis namun ketrampilan harus terus diasah agar makin terampil.

Nggak kerasa nih, tulisanku sampai sebanyak ini. Lain kali aku lanjutin dengan topik-topik yang lain. Terima kasih.


Sumber gambar:

Foto pribadi, Pixabay dan Canva




15 Komentar

  1. semangat mbak, semoga selalu divberi kesehatan. aamiin


    diah
    diahestika.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Semangat bersama ya :)

      Amiin sehat selalu :))

      Hapus
  2. Meski sedang berada di masa-masa yang amat sulit, ya, tetap akan ada harapan kok. Mari bangkit bersama :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti akan ada jalan di tengah kesesakan. Semangat!!!

      Hapus
  3. Alhamdulillah kami juga selalu bersyukur bahwa di tengah pandemi ini pekerjaan kami juga masih tetap berjalan sehingga kondisi perekonomian keluarga masih stabil. Semoga pandemi ini segera berlalu
    (www.renidwiastuti.com)

    BalasHapus
  4. Tetap semangat ya mbak dalam menjalani masa sulit ini

    BalasHapus
  5. sedih banget dengan kondisi bumi kita saat iini yaaa, semoga kondisi ini bisa segera membaik dan bisa segera berlalu yaa, amiiin, semoga kita bisa segera mendaapatkan kehidupan normal

    BalasHapus
  6. Iya bener sekali mbak, pikiran positif sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Maka dari itu membaca berita yang positif dan menyebarkan berita yang positif membantu kita untuk berfikir positif. Pikiran positif sangat penting untuk menjaga sistem imun kita supaya tidak mudah sakit...

    BalasHapus
  7. Yuk kita saling menyemangati. Semoga sehat terus yah mbak agar terus menulis dan menebarkan kebaikan.

    BalasHapus
  8. Aku seneng banget baca tulisan mbak. Jadi terbakar semangatku menjalani hari-hari selama pandemi. Bener mba, bersykur banget kalau kita masih diberi rejeki di masa pandemi ini.

    BalasHapus
  9. Rasanya, sekarang, semua tanggal merah, ya. WFH terus. Tapi tak bisa bebas keluar rumah. Kalau keluar rumah juga harus buru-buru pulang karena takut tertular.
    Semoga cepat berlalu...

    BalasHapus
  10. Semangat terus mba.. Ada hikmah yah di balik semua rencana Tuhan. Semoga kita menjadi orang yang selalu bersyukur & tidak patah semangat 😇

    BalasHapus
  11. dulu pengen banyak waktu libur ya, ternyata sama Tuhan dikabulkan, eh jadi bingung sendiri kebanyakan liburnya, tapi mari kita sikapi dengan positif banyak hal yang bisa kita lakukan saat di rumah seperti ini nya ka, disyukuri saja semuanya

    BalasHapus
  12. Semangat terus buat kita semua ya, selama stay at home kerjaan jadi berkurang otomatis pemasukan pun turun, sedih. Tapi tetap bersyukur bisa diem di rumah membantu mengurangi penyebaran Corona Virus. Semoga semua cepat normal lagi.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.