Mudik Lebaran


Tahun ini aku tidak mudik Lebaran lagi karena aturan pemerintah yang melarang warganya mudik mulai tanggal 6 hingga 17 Mei 2021. 

Meski sebenarnya bisa aja sih, aku mudik lebih awal namun suamiku yang nggak bisa dikarenakan masih sibuk bekerja. Lagian kemarin aku sudah mudik meski hanya sebentar. 

Tradisi Mudik di Indonesia


Istilah mudik memang lebih ngehits saat hari raya Idul Fitri, di mana semua orang dapat jatah libur panjang menjelang dan sesudah hari raya. 

Di moment ini, nggak cuma umat muslim aja yang kecipratan rejeki. Karena perputaran uang yang biasanya lebih banyak di ibukota, sekarang mengalir ke kampung-kampung. 

Nggak terkecuali aku. Saat moment Lebaran jadi berkat yang tersendiri buat keluargaku. Dagangan di toko kami mendadak laris manis dan omzetnya meningkat berlipat-lipat. 

Sayangnya, hal ini sudah berhenti ketika kami pindah ke Purwokerto dan aku juga pindah ke Jogja. Lebaran aku nggak lagi sibuk jualan. Sebagai gantinya justru kami menikmati saat-saat liburan seperti kebanyakan orang. 

Vaksin dan Virus Corona 


Puji Tuhan pemerintah sudah mulai membagikan vaksin tapi pendistribusiannya entah sampai kapan. Aku yakin jika aturan larangan mudik ini adalah sebagai upaya agar vaksin yang sudah diberikan tidak sia-sia. 

Namun  rupanya masih banyak yang malah mudik sebelum dilarang. Akhirnya timbul kerumunan orang banyak. Bahkan di berita ada antrean mobil yang panjang banget numpuk di tol. 

Kalo udah gini siapa yang repot ya?

Mudah-mudahan nggak terjadi lonjakan kasus seperti di India dan di Turki. 

Please sabar aja dulu untuk nggak mudik. Paling tidak biar nggak terjadi kerumunan yang parah. 

Nggak Mudik, Dibikin Asyik Aja!

Berkumpul dengan keluarga merayakan moment yang sakral memang menyenangkan. Jujur aku pengen nangis karena nggak bisa kumpul sama keluarga pas suami dapat jatah libur panjang. 

Pengennya sih, suami kerja aja gih selama larangan mudik. Besok kalo pas udah dibuka lagi, giliran kitanya libur, hehe. 

Tapi....itu semua hanya khayalan.... (ini lirik lagunya siapa coba..???) 

Meski Jogja-Purwokerto lumayan dekat, tapi udah beda provinsi jadi harus bawa surat sakti biar lolos pemeriksaan. Dan harus pakai alasan yang tepat juga. 

Namun dipikir-pikir ribet juga harus ngurus surat ini-itu dan periksa rapid antigen juga. Belum lagi risiko membawakan oleh-oleh virus selama di jalan. Mungkin aja nggak sengaja ketemu OTG dan bisa aja virusnya nempel. Duh! 

Dibikin asyik aja deh. Buat yang sampai saat ini bisa berkumpul dengan keluarga, bersyukur aja. Nggak mudik kali ini hanya sementara. 

Dibanding dengan tahun sebelumnya memang aturan pemerintah lebih longgar. Karena nggak menutup wilayah sampai berbulan-bulan. Ini hanya hitungan hari loh! 

Semoga lonjakan kasus Covid-19 tidak terjadi lagi seperti biasa yang terjadi setelah liburan panjang. Dan semua umat muslim bisa merayakan hari Idul Fitri dengan lancar dan sukacita. 

2 Komentar

  1. Tahun ini saya gak mudik ke kebumen-jawa tengah. Hehe, kangen sama keluarga yang di Kebumen...tapi gpp lah bisa lewat daring....

    BalasHapus
  2. seperti biasa, kalau pas musim mudik, aku paling seneng liat berita soal mudik. ngeliat antusias warga yang hepi bener mau pulang kampung, aku ikut seneng
    desak-desakan nunggu bus, ngeliat stasiun, bandara rame banget, feel nya ikut kebawa, padahal cuman liat di berita
    pas taun ini corona masih ada, terus liat terminal sepiii banget, ikut sedih sebenernya, tapi mau gimana lagi. Larangan mudik udah terpampang dimana mana
    semoga taun depan makin berkurang angka nya dan kalau bisa bebas corona, biar bisa mudik aman lagi

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.