Mewujudkan Indonesia Inklusif

Hai, Sobat Catatan Yustrini kali ini aku mau menuliskan rangkuman seputar talkshow yang diadakan oleh KBR. Mengangkat tema yang sangat menarik, yaitu Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif. 

Acara ini juga diadakan untuk memperingati Hari Orang Muda Internasional (International Youth Day), yang biasa jatuh pada tanggal 12 Agustus. Perayaan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia agar menaruh perhatian terhadap isu remaja dan menjadi wadah bagi pemuda untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. 

Salah satu isu yang disorot dalam acara talkshow kali ini adalah orang muda yang mengalami disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta). Bagaimana pembahasannya? Yuk, simak terus ulasanku! 

Peran Kita untuk Menciptakan Masyarakat Inklusif



Ada 21,84 juta atau 8,26 % penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Kenyataannya, penyandang disabilitas termasuk OYPMK masih menghadapi kesulitan dalam upaya pemenuhan hak mereka disebabkan stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum. 

Berdasarkan data riset tahun 2018, kelompok orang muda usia 18-24 tahun dengan disabilitas. Kelompok disabilitas muda ini menjadi populasi terbesar ketiga setelah kelompok dewasa akhir dan lansia. Mereka dapat dipandang sebagai peluang dalam mewujudkan Indonesia yang inklusif. 

Inklusif memiliki arti kata yang berlawanan dengan eksklusif. Inklusif berasal dari kata inclusion yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan. Sehingga masyarakat inklusif bisa diartikan sebagai masyarakat yang terbuka, ramah, menyenangkan karena tiap orang menghargai dan merangkul setiap perbedaan. 

Program yang Didukung NLR Indonesia bagi Pemuda Disabilitas dan OYPMK 


NLR Indonesia


NLR merupakan LSM yang didirikan di Belanda sejak tahun 1967 dengan tujuan menanggulangi kusta dan konsekuensinya di seluruh dunia.  

NLR menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero tranmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksekusi). Di Indonesia sendiri NLR baru bekerja bersama pemerintah tahun 1975. Memiliki slogan yang sama dengan NLR internasional yaitu, "Hingga Kita Bebas Kusta"

Widya Prasetya, Program Development and Quality Manager NLR Indonesia, menjelaskan ada beberapa program yang sudah digagas dan didukung oleh NLR Indonesia diantaranya: 

1. Hak ketenagakerjaan yang inklusif. NLR melakukan program prioritas ke kelompok muda disabilitas dalam memberdayakan potensi ekonomi di bidang ketenagakerjaan formal maupun kewirausahaan. 

2. Program prioritas untuk anak dan remaja disabilitas dan kusta dalam aspek tumbuh kembang mereka. Dan juga melakukan pendampingan dalam topik khusus kesehatan seksual dan reproduksi. 

3. Pemagangan inklusif bagi orang muda disabilitas dan OYPMK untuk bekerja di kantor NLR dan organisasi mitra di berbagai wilayah. 

4. Melakukan konseling kepada OYPMK dan melakukan pelatihan konseling agar mereka juga dapat menjadi konselor yang handal bagi teman penderita kusta sebayanya. 

5. SUKA, Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta, merupakan program peningkatan pengetahuan publik tentang penyakit kusta dan konsekuensinya. Salah satunya bekerja sama dengan KBR mengadakan talkshow. NLR juga menyasar orang muda warganet dan juga roadshow ke kampus-kampus untuk penyadaran masyarakat tentang kusta. 

Tentang Kusta


OYPMK perlu membutuhkan pendampingan, karena dampak dari penyakit ini bisa menyebabkan pengaruh yang signifikan bagi penderitanya. Misal mengalami kelumpuhan ringan pada kaki seperti yang dialami Gaby. 

Pemuda asal NTT ini pernah mengalami Kusta. Awalnya ia tidak mengerti tentang Kusta. Tetapi karena memeriksakan diri ke dokter, ia jadi lebih paham bahwa penyakit ini menyerang saraf sehingga menyebabkan bagian tubuh menjadi mati rasa. Akhirnya ia bergabung di yayasan sosial. Di sana ia mendapat terapi dan pengobatan untuk Kusta. 

Gaby berpesan agar orang muda yang pernah mengalami Kusta jangan berputus asa. Kusta dapat disembuhkan. Di NLR ini juga memberikan kesempatan pada orang muda disabilitas dan OYPMK untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Ia belajar menenun di yayasan. 

"Setidaknya jika kaki mati rasa, maka tangan masih bisa untuk menenun," demikian ujar Gaby. 

Gejala awal penyakit Kusta adalah bercak keputihan seperti panu atau bercak kemerahan. Bercaknya kurang rasa, tidak berkeringat, rambut sekitar kulit rontok dan tidak gatal. Jika mengalami gejala itu segera ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara gratis.


Jangan Lihat Keterbatasan Fisik Tapi Lihat Kelebihannya 

Founder Botanina Hijau


Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda. Demikian juga kaum disabilitas dan OYPMK pasti memiliki kelebihan. 

"Tuhan memang adil, di saat kita mempunyai kekurangan di satu sisi, ternyata di sisi lain ada kelebihan-kelebihan, seperti indera penciuman yang tajam," ujar Agustina Cipta Rahayu, atau yang disapa dengan Mbak Tina, Founder dan CEO Botanina Hijau Indonesia. 

Perusahaan yang didirikan 7 tahun lalu, bergerak di bidang health & beauty ini memang mempekerjakan karyawan disabilitas. Dalam menyeleksi calon karyawannya, Mbak Tina selalu melihat pada karya dan bukan pada keterbatasan. 

Persaingan yang begitu ketat memaksa mereka untuk menghasilkan inovasi pada akhirnya melahirkan kebutuhan-kebutuhan skill yang sangat spesifik. Misal, kemampuan membungkus merchandise dengan sangat rapi, kemampuan menciptakan aroma yang menyenangkan dll. 


Berikan Kesempatan Pada Semua untuk Berkarya



Setiap tahun NLR menerima teman-teman disabilitas untuk bermagang di kantor. Dan membuat program yang sesuai dengan peminatannya. Ada pelatihan-pelatihan yang berbeda di tiap daerah. Kini NLR sudah ada di 13 propinsi dan 34 kota/kabupaten.

NLR juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat melalui kampus atau sekolah mengenai pencegahan penyakit Kusta. 

Jadi bukan saatnya lagi kaum disabilitas dan OYPMK mendapatkan diskriminasi di dalam masyarakat. Mereka juga berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkarya dan memenuhi kebutuhan diri tanpa membebani orang lain. 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai talkshow Yang Muda yang Progresif untuk Indonesia Inklusif. Yuk, saksikan siaran ulangnya di You Tube KBR!

6 Komentar

  1. "... bukan saatnya lagi kaum disabilitas dan OYPMK mendapatkan diskriminasi di dalam masyarakat. Mereka juga berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkarya ..." >>>> Jika prinsip ini terus dikampanyakan, insyaallah program Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif akan terwujud. Terima kasih ulasannya, Mbak Yustrini. Selamat malam.

    BalasHapus
  2. Kegiatan positif dan bermanfaat sekali di masa pandemi. Semoga dengan acara ini teman teman penderita kusta tidak lagi merasa terbuang.

    BalasHapus
  3. Setuju semua orang harus punya hak yang sama dalam hal berkarya termasuk OYPMK dan Disabilitas, semoga kedepannya masyarakat mendukung semua kegiatan inklusif ini

    BalasHapus
  4. Sudah seharusnya kita tidak memandang sebelah mata dan menghentikan diskriminasi pada kelompok disabilitas. Asal mereka mampu, kenapa tidak?
    Very grateful for organisasi semacam NLR ini yang berusaha memberdayakan kelompok disabilitas dan penyandang kusta.

    BalasHapus
  5. Sedih juga ya mba di zaman canggih skrng masih saja yg belum teredukasi bahwa penyakit kusta bisa sembuh kok

    BalasHapus
  6. Benar sekali mbak, jangan ada diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Mereka punya kesempatan yang sama. Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah membekali mereka dengan skill agar mereka dapat bersaing di dunia kerja.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.