Resolusi 2018

Senantiasa Membuat Rencana 

Saya orang yang nggak suka dengan merencanakan sesuatu karena seringkali rencana tinggal rencana yang enggan saya lakukan. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai malas, lupa atau keinginan melewati rencana itu dan segudang alasan lain yang membuat rencana itu gagal. Untunglah saya menikah dengan orang yang suka berencana. Jadi sedikit demi sedikit saya mulai menata. 

Dari hal kecil dan terlihat sepele sebenarnya. Kebiasaan saya kalau mau pergi besok pagi baru besok pagi saya packing. Nggak niat pergi banget kelihatannya, ya. Suami saya kesal setengah mati lihat kebiasaan saya itu. Alhasil, banyak barang yang mestinya dibutuhkan jadi lupa nggak keangkut. Kalau udah gini siapa yang repot? 

Hampir di setiap akhir tahun, aku membuat resolusi meski belum tentu juga sepanjang tahun aku melakukan semua yang aku tulis. Biasanya malah terbengkalai di sudut ruangan atau hilang entah ke mana. Lalu apa fungsinya aku bikin resolusi? Buat gaya-gayaan? Nggak juga. Buat aku kalau nggak membuat resolusi di akhir tahun itu seperti ada yang kurang. Nggak ada rencana, nggak ada action. Nggak ada action, nggak ada keberhasilan.

Tiap tahun pasti ada keinginan supaya bisa jadi lebih baik di tahun depan. Menurutku itu umum banget jadi keinginan semua orang. Resolusi menjadi teramat penting untuk dilakukan supaya tujuan itu lebih spesifik. Nah, dengan tujuan itu aku berusaha untuk mencapainya. Nabung, rajin nulis dan usaha buat bisa beli HP baru. Akhirnya, di pertengahan tahun aku sudah berhasil membelinya dengan uangku sendiri.

Gagal membuat rencana sama dengan merencanakan untuk gagal

Membuat resolusi itu gampang-gampang sulit. Gampang ditulis tapi sulit dilaksanakan. Karenanya aku bikin resolusi kali ini harus punya syarat:

1. Nggak usah muluk-muluk.
2. Bisa dilakukan.
3. Sesuai kemampuan.
4. Emang harus niat.

Berdasarkan keempat syarat di atas, maka aku harus memutuskan bahwa pemenangnya eh, salah maksudnya resolusi saya tahun 2018 adalah 

1. Tidak mudah terintimidasi oleh omongan orang lain

Selama ini saya mudah down kalau mendengar orang bilang sesuatu yang negatif. Bukan saja menjadi down, tetapi juga membuat patah semangat dan kadang berhenti untuk melangkah. Tahun ini saya akan melangkah meski dunia berkata tidak mungkin namun buat Tuhan dan orang yang percaya tidak ada yang tidak mungkin.

2. Lebih banyak berdoa dan berusaha

Banyak berdoa tanpa berusaha membuat kita jadi putus asa, sebaliknya jika berusaha tanpa berdoa seakan tidak ada penguat dalam roh. Jadi dua-duanya penting untuk mencapai keberhasilan.

3. Belajar masak

Nggak tahu juga kenapa belakangan saya tuh malas masak. Ada sesuatu yang bikin saya nggak pede pengen coba masak sesuatu yang baru. Setelah ditelusuri poin nomor 1 harus diterapkan juga. Nggak mudah kena sama omongan orang lain. Tahun 2018 saya harus mau belajar masak sesuatu yang baru meski mama mertua komen apa, saya berusaha cuek.

4. Menulis lebih giat

Di tahun 2017 ini saya membuat postingan di blog lebih banyak dari tahun 2016, meski umumnya tulisan saya dibuat demi mengikuti lomba blog. Namun sayang prestasi saya cuma mencapai juara 3 lomba blog. Itu pun hanya satu, yang lain baru dapat hadiah hiburan aja. Itu artinya saya harus meningkatkan kemampuan menulis dan membuat blog.

5. Jadi writerpreneur

Banyak juga penulis yang menggantungkan hidup hanya dari nulis. Saya jadi pengen punya pendapatan dari nulis, syaratnya saya harus rutin nulis. Nulis kirim dan nulis lagi. Hasil bayarnya disimpan buat modal cari sumber tulisan, misalnya jalan-jalan ke tempat wisata.

6. Lebih menjaga kesehatan

Saya termasuk orang yang gampang capek, jadi jika kecapekan akan mudah sakit. Mudah sakit tentu mengganggu aktifitas saya sebagai istri dan sebagai seorang pengejar cita-cita menjadi penulis produktif. Bagaimana saya akan bekerja jika saya sakit? Maka menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi harus selalu dilakukan. 

Nah, bagaimana dengan resolusi kamu? 


4 Komentar

  1. Jaga kesehatan dan tetap optimis pada target. semangat mba :)

    BalasHapus
  2. Sip mas. Makasih udah mampir ke sini :)

    BalasHapus
  3. Kok hampir mirip sama istri ya, ketika mau traveling, pasti segala sesuatunya tidak direncanakan sebelumnya, semuanya serba mendadak. Kalo saya sendiri justru maunya jauh hari sebelumnya sudah harus beres dan terencana, karena biar tidak ada yang terlewatkan. Perfectto lah pengennya, hehehe...

    Semoga resolusinya di tahun 2018 dapat terwujud ya mba, aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, seringnya suami istri punya kebiasaan yang berlawanan tetapi itu semua jadinya bisa saling melengkapi. Coba kalau dua-duanya model kayak saya serba mendadak, wah bisa kacau ya, Mas! He, he..

      Aminnn.... Makasih, Mas buat doanya :)

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.