Gambaran keluarga bahagia seperti inikah yang kita dambakan? Sepasang suami istri dengan dua orang anak. Lalu apa yang terjadi jika mereka belum memiliki anak meski sudah lama menikah? Apa yang terjadi jika ada sepasang suami istri kehilangan anak? Yuk, simak kisah nyata berikut ini.


Keluarga Bahagia
Sumber ilustrasi: Glitzmedia.co


12 Tahun sudah sejak peristiwa itu

Dia anak ketiga dari pasangan suami istri yang saling mencintai. Perjuangannya untuk hidup harus terhenti ketika umurnya masih 6 bulan dalam kandungan. Ya, sore itu ia tak lagi bergerak. Ibunya merasakan gerakan yang begitu lemah di perutnya. Ia pun bertanya "apa yang terjadi dengan anaknya?"

Kami pun mengantar mereka ke sebuah klinik bersalin. Dokter menyarankan agar rawat inap. Semua diperiksa dengan teliti. Hasilnya benar-benar mengejutkan. Bayi dalam rahim telah tiada. Ibunya menangis histeris. Tak menyangka akan kehilangan bayinya dengan begitu cepat bahkan belum sempat bertemu dengannya.

Semalaman, ibunya harus berjuang mengeluarkan janin yang telah meninggal. Sendiri. Kami hanya bisa menguatkan lewat pijatan, belaian di kepala dan dengan doa. Ayo, kamu pasti bisa. Demi dua anak dan seorang pria yang menyayangimu. Kamu harus berjuang agar tetap bertahan. Tak terbayang olehku, bagaimana perasaan seorang ibu yang kehilangan anaknya.

Sekitar 3 sore, perjuangan itu berakhir. Ayahnya segera mengurus jasad bayi yang keluar dari rahim istrinya. Sang ibu tak bisa turut serta mengantar anak ketiganya ke peristirahatan panjang.


ibu hamil
Sumber ilustrasi: The Asian Parent.


Kronologi sebelum janin itu pergi

Mempersiapkan sebuah kelahiran tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Inilah yang diperjuangkan suami istri itu. Siang malam mereka berjuang bersama untuk bekerja mengais rejeki. Kecapekan tidak dirasa oleh sang ibu. Mengurus dua anak yang masih balita, menjahit pesanan baju, menyiapkan keperluan suami, mengantar dagangan ke toko-toko. Semua dilakukan tanpa memperhatikan kesehatannya sendiri. Karena kesibukan yang tak habis-habis, jadi sering telat makan atau tidak makan sama sekali. Hal inilah yang membuat pertumbuhan janin jadi kurang sehat.

Mengambil sebuah makna dari setiap peristiwa

Kisah ini memang bukan kisahku sendiri. Namun sangat meninggalkan kesan mendalam di hati saya. Ada suatu pelajaran bahwa Tuhan selalu memberikan hal yang terbaik bagi orang yang sungguh-sungguh mengasihi Dia. Tetap bersyukur dalam segala hal. Bersyukur karena janin 6 bulan itu berhasil dikeluarkan tanpa operasi. Bersyukur bahwa sang ibu berhasil selamat dan tetap sehat setelah peristiwa itu. Bersyukur pasangan suami istri itu memiliki dua anak laki-laki dan perempuan yang kini telah beranjak remaja.

Kami semua mengambil hikmah dari peristiwa ini. Bagi pasangan suami istri itu, jadi bisa merasakan sebuah arti kehilangan seorang anak. Bagi saya yang belum menikah dan belum mempunyai anak, akan lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan saat mengandung nanti. Bagi semua orang yang membaca kisah ini bisa mengambil kesimpulan bahwa semua kejadian, hidup dan mati ditangan Sang Pencipta.

Untuk yang sedang menantikan buah hati, tetap bersabar. Tuhan pasti akan memberikan keturunan

Lain lagi dengan seorang ibu bernama Gina. Setelah 17 tahun pernikahan, ia baru bisa hamil. Kebahagiaannya sempat terhenti ketika memasuki usia kehamilan 4 bulan, ia sempat mengalami pendarahan. Bahkan vonis dokter mengatakan ia takkan bisa mempertahankan janin dalam kandungannya. Karena rahimnya lemah dan rentan keguguran. Dokter menyarankan agar janin itu digugurkan saja karena bisa membahayakan ibunya. Namun Gina bersikeras mempertahankan janin tersebut. Dengan dukungan dari ibu mertuanya, Gina tetap mengokohkan pendiriannya tidak mengikuti saran dokter.

Istirahat total selama satu bulan pun dilakukan sambil terus makan makanan sehat. Juga berdoa dan percaya. Akhirnya, ia pun melahirkan di bulan ke-sembilan melalui operasi caesar. Bayinya laki-laki, sehat dan sangat aktif. Gina bersyukur ia tak mengikuti saran dokter. Sepenuhnya ia percaya bahwa bayi itu adalah pemberian dari Tuhan di usianya yang tak lagi muda.

Kisah yang diceritakan di atas merupakan kisah nyata dari orang-orang disekitar saya. Semata-mata ditulis untuk penyemangat kalian yang sedang atau akan menantikan hadirnya keturunan.

Tulisan ini juga diikutsertakan dalam #GADianOnasis 

0 Komentar