Buat kamu yang diam-diam kucintai...

Tahukah kamu...

Kalau selama ini ada yang diam-diam mengagumimu sejak kamu datang pertama kali sebagai siswa baru di kelasku. Siswi berkacamata dengan rambut sebahu bersama beberapa jerawat yang tak tahu malu menghiasi pipinya. Ya, itu aku. Mungkin kehadiranku tak pernah disadari oleh teman-teman sekelas.

Tapi, kau berbeda dengan mereka. Kau selalu tersenyum padaku. Tulus. Walau aku tahu bahwa senyum itu agak kau paksakan ketika tanpa sengaja, mata kita bertemu pandang.

Dan aku selalu membalas senyummu dengan seulas senyum sambil menundukkan kepala. Aku tak tahu apa kau sempat melihat senyumku atau tidak.

Aku sadar aku hanya gadis biasa yang tak akan pernah bisa menarik perhatianmu. Terlalu banyak gadis di kelas kita yang jauh lebih cantik dariku untuk menjadi teman dekatmu bahkan menjadi kekasih hatimu. Apalah aku jika dibandingkan mereka.



Tahukah kamu...

Aku suka sekali melihatmu bermain musik dari kejauhan. Kau mengagumkan bisa memainkan berbagai macam alat musik. Sampai satu saat kau berhasil memergokiku sedang menyaksikan kau bermain musik. Aku gugup tapi kamu malah memintaku untuk duduk di sampingmu. Mulai hari itu kita berteman. Kau sangat baik padaku dan mau mendengar ceritaku. Tak jarang kamu juga memberiku tumpangan saat aku berjalan pulang atau berangkat ke sekolah. Sesekali kamu juga membelikanku segelas Caramel Macchiato di kedai kecil dekat sekolah. Kamu membuatku menyukai hal-hal baru, seperti bernain piano, makan di warung pinggir jalan, belajar di taman dan belajar berbagai aplikasi di hp. Kamu membuat duniaku jadi indah. Dan tanpa kusadari rasa cintaku makin dalam kepadamu. Sampai-sampai hatiku begitu terluka saat kudengar kamu sudah jadian dengan Sofia, anak baru itu.


Tahukah kamu...

Aku selalu ingin melihat senyummu setiap hari. Walau kutahu kamu bukan lagi seperti yang dulu. Kamu sudah sibuk dengan pacar barumu. Sedangkan aku... Aku hanya jadi gadis yang diam-diam mencintaimu. Aku hanya gadis yang tak berani mengungkapkan perasaanku. Bahkan lewat surat ini aku tak tahu. Apakah pada akhirnya aku bisa menyerahkan surat ini kepadamu. Atau biarlah perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya. 
Terima kasih kepadamu yang telah mengenalkanku pada segelas Caramel Macchiato yang sekarang sedang kunikmati sambil mengingat kebersamaan kita dulu.


Dariku,

Secret Admirer

0 Komentar