Awas modus penipuan online

Sebagian besar dari kita pasti sudah nggak asing lagi dengan istilah 'mudik',  yang berarti kegiatan perantau kembali ke kampung halaman atau asalnya. Biasanya dilakukan sewaktu ada libur hari raya besar seperti Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.

Mudik sudah menjadi tradisi bagi orang Indonesia sejak dulu. Para pedagang juga sangat menantikan musim mudik Lebaran. Karena di momen seperti ini terbuka kesempatan usaha dan meraup omset yang lebih besar. 

Tak terkecuali usaha kuliner milik kakak saya. Pada musim mudik Lebaran, banyak orang yang pulang dari kota memesan kue dan makanan. Kakak saya pun kebanjiran pesanan. 

Modus Baru Kejahatan Online Saat Mudik Lebaran

Di era serba digital banyak pengusaha yang memanfaatkan strategi promosi melalui sosial media. Pelanggan bisa menghubungi penjual melalui nomor kontak yang tercantum di sana. Pembayaran dan pengiriman barang juga bisa dilakukan secara online. 

Banyak pilihan metode pembayaran digital yang dapat dipilih. Penjual juga merasa aman karena terhindar dari resiko menerima uang palsu yang kerap beredar pada musim mudik. Tapi tidak berarti transaksi semacam ini aman dari tindakan kriminal.

Kemudahan bertransaksi secara online ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku tindak kejahatan. Berbagai kasus penipuan online kerap kali kita dengar, baik yang merugikan konsumen atau pelaku usaha. Apa saja? Yuk, #CariTahuBiarAman.

Kenali Berbagai Modus Penipuan Online Saat Mudik Lebaran

Beberapa waktu yang lalu kakak saya hampir jadi korban penipuan seorang oknum tidak bertanggungjawab. Modusnya memesan nasi box dan minta diisikan pulsa dengan nominal yang cukup besar. Bukti transfer telah dikirim via Whatsapp, tapi ternyata bukti itu palsu. Tidak ada uang yang masuk ke rekening kakak saya. Setelah dicek, nomor ponsel pelaku ternyata ditandai oleh banyak pengguna aplikasi pemeriksa kontak sebagai penipu. Modus kejahatannya juga sama, dengan berpura-pura memesan nasi kotak dan melebihi nominal uang yang ditransferkan lalu meminta diisikan pulsa. 

Cerita tadi hanya sebagian kecil dari banyaknya modus-modus kejahatan di dunia maya. Waspada dan kenali modusnya supaya jangan sampai menjadi korban. 

Hati-hati dengan tawaran atau telepon dari orang tidak dikenal. Beberapa kali saya menerima telepon dari nomor tidak dikenal dan dia berpura-pura jadi teman atau orang yang saya kenal. Gaya bahasanya pun dibuat seolah-olah sudah kenal lama. Saat ditanya siapa, malah balik menyuruh saya untuk menebak namanya. Saat ditanya mau cari siapa, malah balik bertanya nama dan lokasi saya. Aduh bingung deh dan buang-buang waktu saja!

Tentu saja saya tidak mau karena bukan saya yang menelpon dan tidak punya keperluan menerima telepon. Akhirnya si penelpon menyerah dan menutup telepon tanpa permisi. Kesal mungkin karena aksinya gagal. Dan kesimpulan saya benar, dia berusaha melancarkan aksi penipuan. 

Saya menduga si penelpon ujung-ujungnya akan meminta uang atau kiriman pulsa setelah kita menyebut sebuah nama. Beruntung saya tidak penasaran dan menebak-nebak siapa si penelpon. Sayangnya saya tidak bisa menemukan tanda apapun di aplikasi pemeriksa kontak. Canggih juga rupanya, si penipu bisa menyembunyikan nomor dari aplikasi. 

Cara Agar Terhindar dari Penipuan Online

Hati-hati dan selalu waspada terhadap potensi modus penipuan online kapan saja dan di mana saja. Terutama kala musim mudik Lebaran. Jangan sampai suasana liburan hari raya membuat kita jadi terbuai. Berikut ini cara agar terhindar dari penipuan di dunia maya: 

1. Jangan mudah tergiur tawaran produk murah atau hadiah THR 

Biasanya jelang Lebaran banyak brand yang mengadakan promo murah, program berhadiah atau bagi-bagi THR. Namun kita perlu mewaspadai bila produk yang ditawarkan sangat murah bahkan terkesan tidak wajar. 

Jangan tertarik hadiah THR yang dikirim melalui chat, DM atau tag/mention dengan menyertakan link. Cek dulu akun media sosialnya, apakah sudah banyak pengikutnya, postingan dan biasanya kalo brand ternama memiliki akun bercentang biru. 

Hati-hati bila diminta mengirimkan uang sebagai ongkos kirim atau pajak hadiah. Rata-rata pihak penyelenggara program hadiah yang menanggung ongkos kirim dan juga pajak. Jika ditanggung oleh pemenang, perhatikan kembali aturan pada giveaway. 

2. Waspada penipuan berkedok phishing 

Phishing merupakan kejahatan siber yang kerap dipakai penipu untuk mencuri password, dan mengambil alih akun dengan mengirim pesan atau chat yang berisi link. 

Alangkah baiknya jika kita menjadi lebih jeli dan jangan klik apapun ketika mendapatkan pesan yang mengaku dari penyedia layanan atau aplikasi media sosial.

Pesan berbau phishing biasanya menggunakan SMS, e-mail, chat atau DM media sosial untuk meminta ganti password, menyamar menjadi instansi atau layanan yang kita pakai, menggunakan seruan berupa peringatan yang menakut-nakuti dan memberi intruksi tertentu, serta tidak memiliki ejaan yang tepat. 

Hati-hati juga dengan akun yang agak dipelesetkan sehingga bacanya hampir menyerupai akun resmi yang ditiru. 

3. Lakukan transaksi jual beli di e-commerse

Bagi para pengusaha, awas modus penipuan online kerap terjadi dengan berpura-pura telah melakukan transaksi palsu. Cek terlebih dahulu siapa pemesannya, tag nomor telepon di aplikasi pemeriksa kontak dan alamatnya.

Sebagai pembeli lebih baik membeli barang di situs resmi atau e-commerse. Rajin membaca deskripsi produk dan ulasan juga menjadi kunci agar tidak tertipu dengan barang palsu.

Keuntungan lainnya adalah jika terjadi penipuan maka kita lebih mudah meminta pertanggungjawaban dari pihak e-commerse. 

4. Jaga kerahasiaan data kita

Biasanya pihak bank atau aplikasi resmi tidak akan meminta password, PIN, kode OTP kepada nasabah. Jaga data pribadimu (Nomor kartu ATM, PIN, OTP, dll) dan jangan pernah berbagi password dengan siapa pun demi mencegah terjadinya tindak penipuan online. 

Hindari penipuan online yang mengaku dari BCA. Waspada nomor palsu Halo BCA, yang asli adalah 1500888 dan tidak berawalan 021, +62 atau kode angka lainnya.

Jadi bila ada yang mengaku dari bank jangan langsung percaya. Apalagi jika sampai meminta kode OTP atau foto dokumen penting. 


31 Komentar

  1. karena dulu aku pernah tertipu waktu beli barang online, dan waktu itu transfernya ke rekening perorangan. Jadi sekarang diusahakan kalau belanja online mending lewat e-commerce

    BalasHapus
  2. Beneran kudu waspada dengan segala jebakan batman saat mudik, modusnya macam macam dan semua hadiah terlihat menggiurkan. Kudu berhati hati apalagi kalau sudah menyangkut transaksi digital dan perbankam. Data kita kudu aman

    BalasHapus
  3. Memang benar, penipuan online semakin marak seiring dengan kemajuan teknologi. Modus mereka juga canggih, naudzubillah...Semoga kita semua terhindar dari perbuatan dzalim dari orang-orang seperti ini. Aamin...

    BalasHapus
  4. Modus online memang marak, perlu kewaspadaan dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar terjaga

    BalasHapus
  5. Penipuan online ini memang meresahkan. Apalagi menjelang lebaran. Kala kita semua membutuhkan uang untuk segala keperluan. Tawaran diskon dan THR jelas terlihat amat sangat menggiurkan. Beberapa malah sedikit berkurang kewaspadaan sehingga ada yang sampai kena tipu begit. Mengeriksn.

    BalasHapus
  6. Kudu jeli ya...zaman digital terhadap segala modus yang menagatasnamakan hadiah uang atau transferan uang.
    Iya, aku juga pernah denger penipuan uda transfer sejumlah uang malah kelebihan dan minta dikembalikan.

    BUkannya untung, kalau tertipu malah kehilangan uang.
    Begitu mudahnya orang-orang tersebut mencari celah dan kelemahan seseorang di saat sedang euforia bahagia.

    BalasHapus
  7. Duh iya nih, aku kerap baca pengalaman orang-orang yang jadi korban penipuan online gini. Di grup-grup jual beli adaaa aja yang share begini. Ya pembeli, ya penjual. Sama-sama berisiko kena tipu.

    Btw, makasih tips di poin terakhir. Meski aku bukan nasabah BCA, tapi tipsnya berguna banget.

    BalasHapus
  8. Sip. Waspada dan jangan mudah tergoda iming iming menggiurkan. Mana ada rezeki nomplok di luar nalar mampir ya kalau bukan mukzizat
    Sekarang ini para penipu sangat ulung. Segala cara mereka lakukan biar korban terperangkap

    BalasHapus
  9. Wah iya, mudik lebaran ini banyak ya modus penipuan online
    Makanya kita harus waspada dan hati hati, jangan sampai menjadi korban penipuan online

    BalasHapus
  10. iya loh mba, pas lagi ramadan kemarin tuh nyaris aja adik iparku kena tipu.. nyebelin banget dan masih syukur engga sampai kejadian. masa2 rawan yaa

    BalasHapus
  11. phising nih yang paling banyak dialami keknya, saya juga hampir ngalamin. untungnya jeli sih baca emial addressnya, setelah dicek ohhh itu bukan email resminya, emang harus aware banget ya untuk hal-hal seperti ini

    BalasHapus
  12. Pentingnya jaga kerahasiaan data, klu ada nomor asing wajib dicurigai.. Bila perlu pasang aplikasi spam gitu kak,

    BalasHapus
  13. Bener kak. Belanja di e-commerce lebih aman kalau nisal ada kenapa2 kan mereka mencoreng nama dan sisten mereka..

    BalasHapus
  14. Hati-hati dengan phising ini ya, pantesan sy pernah di DM oleh orang yg ngakunya CS sebuah bank BUMN, ih untungnya sy cuekin ajah

    BalasHapus
  15. setuju banget.. sekarang semakin maju teknologi digital semakin banyak celah untuk penipuan.. makanya kita harus bijak bersosial media dan menggunakan teknologi. Jangan klik klik link yang gak jelas

    BalasHapus
  16. akhir-akhir ini modus penipuan makin banyak macamnya ya kak, aq pernah hampir kena phishing di akun IG yang isinya postingan q melanggar panduan komunitas lalu diarahkan untuk mengklik tautan, untung segera sadar jadi gak sampe kenapa2 akun q

    BalasHapus
  17. serem banget sih kalau membaca mengenai macam macam modus penipuan online ini. Jenisnya super beragam dan makin canggih. kita kudu update dan tahu biar aman dari kejahatan

    BalasHapus
  18. Makasih reminder nya. Memang nih karena penggunaan internet makin banyak jd makin banyak jg modus penipuan online harus tetap waspada

    BalasHapus
  19. wajib banget ya kita hati-hati mba Yus, soalnya penipuan begini kan memang banyak kapan saja dan dimana saja

    BalasHapus
  20. Apalagi kedok penipuannya juga sekrang makin canggih. Kudu telitindan dan mudah tergiur iming-iming hadiah dan lainnya.

    BalasHapus
  21. belanja di e-commerce lebih aman..
    sebelum Ramadan kemarin saya sempat kejebak beli mukena di IG, katanya ada promo, huhuh, bisa-bisanya juga beli dari sana padahal selalunya belanja di ecommerce, meski dapatnya dari IG tapi transaksi belinya berakhir di ecommerce, tapi hari itu beneran apes, hikss, nilainya 200rban tapi lumayan bikin nyesek :(

    BalasHapus
  22. saat mau lebaran penipu semakin kreatif emncari celah agar bisa mendapatkan target. pokoknya hati-hati banget kalau ada yang minta kode atau data diri. Banyak banget penipu.

    BalasHapus
  23. Penipuan berkedok pulsa sekarang makin variatif ya caranya, harus lebih hati-hati lagi. Makasih ya mba sharingnya

    BalasHapus
  24. Wah iya, bahaya penipuan online seperti ini
    Kita harus selalu waspada dan berhati-hati ya mbak

    BalasHapus
  25. phising ini bener-bener lagi marak yaa, banyak sekali temenku yg kena hack akibat klik link aneh-aneh dari orang yang tidak dikenal.. nah makanya sekarang kita harus waspada, karena kejahatan tdk hanya mengintai dari dunia nyata, dunia maya juga

    BalasHapus
  26. Semoga kita semua senantiasa dilindungi dari fitnah berupa penipuan online begini yaa..

    Lagi seneng-senengnya punya uang lebih saat lebaran dalam bentuk THR, lalu ditipu..huhu.. Patah semangat banget.

    BalasHapus
  27. Yang pishing saya nyaris saja kena mba, bukan pas lebaran sih tapi tentang hosting blog
    Untung saja saya konfirmasi ke provider hosting saya dan akhirnya saya tau itu pishing

    Mungkin bisa ditambah tips untuk konfirmasi langsung ke brand jika penipuan mengatasnamakan sebuah brand

    BalasHapus
  28. Pishing tuh yang bahaya banget. Kalau ky orang tua kita mungkin ngga paham sukanya ngeklik2 tiba2 udah ketipu aja hiks naudzubillah.. perlu dikasih tahu juga sih buat orang tua kita..

    BalasHapus
  29. Nah, produk murah atau hadiah THR ini nih yang PR banget. Tawarannya buanyak dan keluarga sering tergiur. Emang kita kudu makin melek financial online yah

    BalasHapus
  30. Paling sebel kalau modus penipuannya nelpon sok akrab pakai tebak2an siapa dia segala. Hilih.

    BalasHapus
  31. Duh, bahaya banget ya, modus penipuan jaman now ini. Semua data serba terbuka, makanya kita harus lebih waspada.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke Catatan Yustrini. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentar yang masuk akan melewati tahap moderasi terlebih dahulu, spam, iklan dan yang mengandung link hidup akan saya hapus.